Sepenggal kisah sederhana yg mengandung makna
begitu besar..:)
begitu besar..:)

RENUNGAN SIANG Pelajaran Dari Semangkuk
Bakmi Pada sebuah malam... Ana bertengkar hebat
dengan ibunya. Penuh amarah yang membuncah,
akhirnya Ana meninggalkan rumah tanpa
membawa apapun. Dalam perjalanannya, ia baru
menyadari sama sekali tdk membawa uang. Saat
menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai
dan mencium harumnya aroma masakan sang
pedagang bakmi. Ia ingin sekali memesan
semangkuk, tetapi tak sepeser uang pun di
kantongnya. Pemilik kedai melihat Ana berdiri
cukup lama di depan kedainya, lalu berkata "Nona,
apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?"
" Ya, tetapi, aku tidak membawa uang," jawab Ana
dengan malu-malu "Tidak apa-apa, aku akan
mentraktirmu" jawab si pemilik kedai. "Silahkan
duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu
mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera
makan beberapa suap, kemudian air matanya
mulai berlinang.. "Ada apa nona?" tanya si pemilik
kedai. "Tidak apa-apa. Aku hanya terharu," jawab
Ana sambil mengeringkan air matanya. "Bahkan,
seorang yang baru kukenal pun memberi aku
semangkuk bakmi. Tetapi ibuku sendiri, setelah
bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan
mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke
rumah," ucapan Ana disertai sedu-sedan sambil
meneruskan curahan hatinya, "Kau, seorang yang
baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku
dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri."
Pemilik kedai setelah mendengar perkataan Ana
menarik nafas panjang... "Nona mengapa kau
berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini. Aku
hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau
begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan
nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini,
mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya?
Dan, kau malah bertengkar dengannya." Ana,
terhenyak mendengar hal tersebut. "Mengapa aku
tdk berpikir tentang itu? Untuk semangkuk bakmi
dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima
kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku
selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak
memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan,
hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar
dengannya. Ana, segera menghabiskan bakminya,
lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke
rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan
kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya. Begitu
sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya
dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu
dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari
mulutnya adalah "Ana kau sudah pulang, cepat
masuklah, aku telah menyiapkan makan malam
dan makanlah dahulu sebelum kau tidur. Makanan
akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya
sekarang". Pada saat itu Ana tidak dapat menahan
tangisnya. Ia langsung bersimpuh penuh air mata
dihadapan ibunya. Sekali waktu, kita mungkin akan
sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar
kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat
(keluarga) khususnya orang tua, kita semestinya
berterima kasih hingga habis usia dilekang waktu.
+++++ Neo +++++
Categories: Artikel Lepas
0 komentar:
Posting Komentar